Syamsuar, Siak Bermadah Menjadi Wajah Kebudayaan Melayu
Rabu, 11 Oktober 2017Langkah Bupati Siak, Drs H Syamsuar MSi, ketika melangkah menuju panggung untuk memberi sambutan ditemani delapan “dayang” dan empat “pengawal” yang baris berbanjar pada sebelah kanan dan kiri. Begitu Syamsuar sampai ke panggung, para dayang dan pengawal itu bersurai.
Dalam sambutannya, Syamsuar menyebutkan, Festival Siak Bermadah, merupakan ajang apresiasi kesenian dan kebudayaan masyarakat Melayu di Kabupaten Siak.
Tradisi daerah tahunan ini, sejak lama telah digelar di Negeri Istana. Beberapa tahun terakhir, pengemasan acaranya, Alhamdulillah, terus membaik dan pelaksanaannya dirangkaikan pula dengan senarai kegiatan lain, dengan tujuan turut menyemarakkan Hari Jadi Kabupaten Siak, yang Insya Allah pada tanggal 12 Oktober mendatang, genap berusia 18 tahun.
Pada mulanya helat ini dilaksanakan dengan tujuan mengevaluasi pembinaan kesenian dan kebudayaan daerah yang dikembangkan melalui komunitas seni dan sanggar-sanggar di ceruk-ceruk kampung, sekaligus menghidupkan UKM masyarakat yang bergerak dalam bidang produksi aneka instrumen seni budaya serta peralatan terkait adat istiadat masyarakat Siak, yang kental dengan nilai-nilai Melayu nan religius. Namun seiring waktu, tujuan pelaksanaan Festival Siak Bermadah tersebut terus berkembang, melampaui tujuan pokok yang dicanangkan diawal-awal pelaksanaannya.
Hari ini, kata Syamsuar, Festival Siak Bermadah tak lagi sekedar menjadi ajang evaluasi pembinaan seni budaya semata, atau hanya menjadi stimulan bagi tumbuhnya UKM produk-produk kebudayaan di Siak. Namun lebih dari itu, helat ini telah menjadi wajah kebudayaan kita masyarakat Melayu yang amat kaya dengan adat istiadatnya.
“Karenanya keberadaan iven ini sekaligus menjadi sarana yang efektif untuk mengedukasi masyarakat, agar semakin kokoh pendiriannya untuk hidup dengan nilai-nilai falsafah sebagai orang Melayu,” ungkap Syamsuar.
Festival Siak Bermadah ini, ucap Syamsuar, bahkan telah menjelma menjadi salah satu iven pariwisata unggulan di Siak. Hal tersebut dikarenakan kehadiran para peserta dan utusan yang berdatangan dari dalam dan luar negeri, turut mengundang antusiasme masyarakat luas untuk berkunjung menikmati rangkaian kegiatan yang berlangsung selama beberapa hari, sembari menikmati suasana Kota Siak Sri Indrapura yang memiliki banyak peninggalan warisan sejarah, serta objek wisata religius dan alamnya yang amat khas.